The Proposal

  • 2

Buset bulan apa ini? Bulan Desember cuy… kemana aja tot? hampir lupa kalo gw punya blog. Maklum, selama SMA gw sibuk belajar belajar dan belajar. Dari dulu sampe SMA belajar mulu, kapan mainnya? Saking seringnya belajar, gw jadi pinter. Maaf ya para teman-teman yang gw kasih harapan palsu bahwa blog ini akan segera di update. Hahaha maaf lho ya. Tapi akhirnya gw update juga kan. Harap maklum, sejak pertama masuk kelas 3, SMA gw udah gencar memberikan intensif untuk Ujian Nasional + SNMPTN. Jadi gw yang notabene takut bgt gak lulus UN, selalu belajar rutin belajar sembari nyicil belajar juga untuk SNMPTN. Gw sama sekali gak punya bayangan tentang SNMPTN. Karena yang gw tau, itu Cuma ujian untuk bisa ketrima di suatu perguruan tinggi, doang. Selebihnya gw gak ngerti bahwa gak semua anak bisa lulus snmptn( -__-), gw kira Cuma ujian trus lulus. Gw kira Cuma beda tingkatan unversitasnya doang, trnyata ada yang bisa gak lulus snmptn.  Ditambah lagi “lulus UN” adalah pondasi dari segala kelanjutan hidup gw sebagai anak dari orang tua gw, kalo sampe gw gak lulus…langsung gw dipecat jadi anak.

Beberapa temen gw yang sering mampir kesini, atau beberapa lagi yang sering nyasar ke blog ini pas lagi nyari pengertian “pantat”, suka nanyain kapan blog gw update. Gw Cuma bisa jawab “iya nanti gw update”. Dan ternyata kata “nanti” itu maknanya sangat luas. Bisa besok, bisa lusa, bisa 5 tahun lagi, bisa pas kiamat, bisa pas udah di alam akhirat, bisa juga pas Pevita Pierce mencanangkan gerakan penanaman seribu pohon di Bundaran HI. Alhasil, blog gw 6 bulan vakum dan gaada posting. Pas jaman SMP kan sebulan gw bisa update 15 posting. Semakin tua umur ini, 15 bulan Cuma sempet satu posting. Sekali lagi ini semua gara-gara… gw sibuk belajar. Garis bawahi ya, sibuk belajar.

Disamping belajar, gw juga gabung ke dalam suatu sistem kepanitiaan. Semua berawal dari mading kelas gw sewaktu SMA. FYI, sekarang ini gw nulis posting di kosan gw di Surabaya. Ya. Sekarang gw udah kuliah. Gw kuliah di surabaya. Surabaya coy. Di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, disingkat ITS. Sebuah institut besar yang orang awan selalu mengira bahwa ITS itu adalah Institut Teknologi Surabaya. Termasuk gw. Gw dulu gak pernah kepikiran untuk masuk ITS. Bayangkan gw yang biasa tinggal di bogor ini, kota yang tiap sore hujan, kota yang kemanapun lu jalan pasti ada angkot, kota yang kalo mau nyebrang gampang tinggal angkat tangan ntar mobil2 pada ngalah, anak ganteng yang bercita-cita mulia ingin membahagiakan orangtua dengan lulus SMA, tiba-tiba harus sekolah di surabaya . Sebuah kota yang terbalik 156 derajat dari bogor. Gak pernah hujan, kemana-mana gak ada angkot, mau nyebrang jalan harus nunggu 20menit dulu biar nunggu jalanan sepi. Tapi apa daya semua sudah tertulis lengkap di Lauhul Mahfuz bahwa orang ganteng ini harus sekolah disini.

Back to topic.

Disamping belajar, gw juga gabung ke dalam suatu sistem kepanitiaan. Semua berawal dari mading kelas gw sewaktu SMA. Waktu itu gw masih awal-awal jadi senior di smansa. Gw seneng banget jadi senior. Tua. Mapan. Berkualitas. Punya KTP, punya SIM, dan punya buku “Biologi untuk kelas 3 SMA”. Hari pertama memang kelas gw bukan di kelas yang seharusnya milik anak tahun terakhir. Karena kelas aslinya lagi dipake untuk MOS para siswa baru yang masih bau wortel. Setelah mulai belajar di kelas yang seharusnya, kelas yang terletak di sepanjang koridor lantai satu, gw mulai dapet tempat duduk yang enak karena depan gw cewek cantik. Dia seorang model. Model iklan alat pemotong kuku. Rambutnya dicat coklat dan mukanya kayak pantat bayi : mulus-mulus terawat gitu.

Back to topic.

Disamping belajar, gw juga gabung ke dalam suatu sistem kepanitiaan. Semua berawal dari mading kelas gw sewaktu SMA. Mading itu terletak di depat pintu kelas gw. Jadi semua anak yang masuk atau keluar dari kelas pasti akan melihat mading itu. Saat itu madingnya lagi rame dan gw penasaran. Pas gw liat, ada pamflet baru yang terpasang disitu. Pamflet itu milik sebuah ekstrakulikuler di Smansa yang berkecimpung di dunia keislaman.  Gw menghayati gambarnya dan mencerna apa maksud dari gambar itu. Disitu ada gambar tangan kanan yang membentuk huruf L. Persis seperti yang ada di logonya film Glee. Pas gw lihat lagi, gambar tangan itu membentuk sebuah kalimat tanya : “GALAU?”. Jadi tangan kanan itu berfungsi sebagai pengganti huruf L dalam kata “galau”. Tiap anak yang lihat pamflet itu pasti tersenyum karena kata “galau” memang lagi booming di sekolah gw pada saat itu.

Setelah beberapa lama menghayati pamflet itu, gw jadi tertarik dengan isinya. Jadi inti dari pamphlet itu adalah ajakan untuk para siswa muslim tahun  terakhir di Smansa Bogor untuk gabung dalam kepanitiaan sebuah acara pengembangan rohani islam. Acaranya bernama OASE 2012 dan ditujukan buat para adik-adik kelas 2 yang notabene belum mengerti banget tentang agama mereka. Yang mereka tahu hanyalah bioskop XXI dan starbucks coffee.

Dalam sistem kepanitiaan di acara itu, gw bergerak dalam seksi dana usaha dan keuangan. Jadi semua acara ini gak akan berjalan kalo seksi gw gak kerja. Alhasil, kalo acaranya gak jalan maka gw jugalah yang akan disalahkan. Untungnya gw bukan koordinator, gw cuma anggota aktif ganteng yang penuh kontribusi dan berkharisma tinggi. Koordinatornya adalah temen gw yang sewaktu gw kelas 1 sma, dia kelas 2 sma. Tapi karena dia di deportasi dari Indonesia dan harus menjalani pendidikan di Amerika selama setahun karena mendapatkan beasiswa AFS, maka ia pun turun kelas dan menjadi satu angkatan sama gw. Dia perempuan bernama Jihan yang sangat aktif dalam organisasi.  Sampe-sampe isi tasnya gak ada buku pelajaran, cuma buku catatan keuangan OSIS dan beberapa lembar proposal untuk pengajuan acara.

Dalam bekerja, gw tidak pernah menyerah. Gw yang dulu sehabis pulang sekolah selalu ambil tas dan cabut ke toko sepeda, sekarang sudah tidak lagi karena gw harus ngambil2in uang dari kelas-kelas. Yap, paginya gw udah naro makanan kecil untuk dijual sebagai salahsatu proker gw yang notabene mengharuskan gw menghasilkan uang untuk kelancaran acaranya nanti. Hal yang paling asik dari pekerjaan ini adalah saat paginya gw kebagian membagikan sekotak makanan untuk dijual ke ruang-ruang kelas adek kelas. Asiknya itu lho.. melihat adek-adek gw yang cantik penuh potensi dan harapan. Naluri kegantengan gw selalu mendorong gw untuk mengajak berkenalan dengan para adek kelas cantik itu dengan berbagai modus. Itu sangat seru. Tapi niat utamanya tetep untuk mencari uang halal demi berjalannya acara OASE 2012. Semua uang terkumpul dan gw siap menyetorkannya kepada koordinator Jihan.

Saat lagi bertugas, gw selalu ditemani salah satu temen gw yang sekarang satu fakultas sama gw di ITS. Dia temen gw sejak awal masuk SMA dan menemani gw bekerja karena kita tergabung dalam satu seksi : Seksi Dansos. Namanya adalah agung bimo wicaksono. Gw gak ngerti kenapa ada orang yang nama depannya Agung dan nama blakangnya Wicaksono. Gw gak tahu apa hubungannya tapi gw yakin ada benang merah diantara semua ini. Sampai suatu waktu tugas besar pun datang. Acara sudah mendekati tanggalnya dan uang yang didapat dari berjualan tidak mencukupi. Maka turunlah perintah dari koordinator bahwa kita berdua harus mencari sponsor ke tempat-tempat yang sekiranya bisa memberikan kita dana demi berjalannya acara OASE 2012 (sakali)

Selasa, 3 Januari 2012. Pagi itu sangat cerah dan gw belum juga mandi. Gw males banget keluar rumah, tapi rasa tanggung jawab sebagai panitia ganteng ini sulit untuk dilawan. Jadi gw pun mandi. Hari itu adalah minggu-minggu liburan, jadi gw gak ada jadwal sekolah. Acara OASE 2012 masih akan dilaksanakan tanggal 22 januari (atau kapan ya? gw agak lupa). Supaya gak mepet, maka gw pun minta si agung untuk menjemput gw ke rumah gw di kawasan bogor untuk kita jalan2 bareng mengantarkan proposal-proposal yang sudah di-printkan sama koordinator Jihan. Sebelum berangkat, temen gw yang sekarang sudah kuliah di salah satu universitas berwarna kuning di kawasan Depok (namanya Taufik) nelpon gw, mau pinjem pompa buat sepedanya. Karena kita sesama pesepeda ganteng, maka gw bawain pompanya ke rumah taufik dengan di boncengin si agung. Kita bermotor dengan gw memegang pompa sepeda. Sebenernya, gw sama agung belum dapet perintah dari koor Jihan kemana aja kita harus pergi. Jadi kita Cuma bawa proposal dengan tanpa tujuan. Makanya kita ke rumah Taufik sekalian nanya2 dia soal tempat-tempat mana aja yang bisa dimintain supaya jadi sponsor. FYI, denger-denger doi sering nyari sponsor juga.

Sesampainya di rumah taufik, gw kasih pompanya dan minta informasi tentang lokasi mana aja yang biasa jadi sponsor buat acara-acaranya Smansa Bogor. Ternyata dia gak tau juga, dia bilang lupa atau apa gitu. Pokoknya kita pulang hanya dgn tangan kosong. Maksudnya dengan tangan memegang pompa sepeda. Gw sama agung ke rumah gw lagi untuk naro pompa dan kita pun lanjut ke arah kota bogor untuk menyebar sponsor sambil nunggu perintah berikutnya dari Koor Jihan. Setelah 4 menit berjalan dengan motor keluar komplek, sms masuk ke hape gw dan agung. Memerintahkan kita untuk mengantarkan proposalnya ke bimbel NF, PG, dan restoran Mangiare. Okesip, gw tau semua yang ada dalam sms itu kecuali restoran bernama Mangiare. Gw udah makan di semua restoran mahal dan murah di Bogor kecuali yang satu itu: Mangiare. Agung pun sama-sama gak tau. Jadilah kita, sepasang pelajar SMA tanpa arah dan tujuan dengan Honda Vario biru berstiker “Universitas Indonesia”.

Untuk amannya, kita sambangin dulu NF sama PG. Kita serahin proposalnya, kita jelasin bahwa kita dari smansa bogor mau ngadain sebuah acara dan mengajak bimbel-bimbel itu untuk menjadi  sponsornya. semuanya enak diajak ngomong, cuman orang yang berwenang untuk ngurus yang gitu2 selalu lagi gak ada. Alhasil kita harus ninggalin aja proposalnya dan nunggu persetujuannya via telepon. Itu sama kayak digantung bro, rasanya galau. Galau. Fix galau.

Setelah 2 jam berkeliling kota bogor, kita istirahat bentar sambil nunggu sms lagi dari Koor Jihan. Sambil nunggu kita tetep memikirkan dimana kira-kira restoran bernama Mangiare itu berada. SMS pun masuk dan kita dikasih tau bahwa restoran itu berada di deket SMA negeri 3. Kita segera meluncur kesana dengan kecepatan cahaya. Sesampainya di depan SMA negeri 3, kita bingung lagi dimanakah letak restoran itu. Setelah muter-muter sepanjang jalan depan smanti itu, akhirnya kita menyerah dan bertanya pada seorang juru parkir yang lagi duduk deket situ. Gw yang gak tau apa2 Cuma duduk di motor sementara agung turun dari motor dan nanya ke juru parkir itu. Sambil menunggu, gw merasa aneh dengan bangunan putih tempat juru parkir itu bekerja. Bentuknya aneh dan gak asing bagi gw. Lalu agung pun balik ke gw dengan nyengir aneh. Ternyata bangunan putih itu adalah rstoran yang kita cari. Okesip.

Saat masuk, gw merasa gak yakin apakah restoran seperti ini pantas untuk dijadikan sponsor sebuah acara kerohanian. Hmm, agung nyelonong masuk dan ngomong sama resepsionisnya. Setelah ber-birokrasi agak lama, akhirnya kisah berakhir sama : proposalnya ditinggal dan nunggu persetujuannya via telepon. Kita capek dan melesat dengan kecepatan cahaya lagi ke arah mall terdekat.

Gw agak males kalo main ke mall, karena pasti ketemunya sama temen2 satu skolah lagi. Ada banyak mall di bogor dan yang gw ketemuin selalu temen2 gw lagi. Kan aku mau lihat pemandangan yang baru. Tapi apa daya, masa gw harus jauh-jauh ke Yogyakarta hanya untuk ke Ambarukmo Plaza supaya gak ketemu temen di mall? Selanjutnya pas masuk ke dalem mall deket situ, passss orang pertama yang berpapasan sama gw adalah temen sekelas gw sendiri. Namanya Raina dan dikelas dia dipanggil ee. Dalam bahasa sunda, “ee” artinya boker atau buang air besar. Gw gak ngerti lagi kenapa dia mau dipanggil ee. Mungkin karena nama lengkapnya Raina Dayana Ermaya..hahahah  Dua menit kemudian gw udah ada di lantai 2 dan melihat ke bawah. Lagi. Gw mendapati temen gw bernama Lukman lagi jalan sendirian keluar dari toko buku. Yap, dunia ini sempit. Lukman adalah laki-laki paskibra dengan rambut afro dan berkacamata agak tebal. Orang berkacamata biasanya disebut “bermata empat”. Lain halnya dengan lukman yang sudah berkacamata tetep aja dijuluki “bermata dua”. Kenapa? Karena kalo dia lepas kacamata, mata aslinya pasti ilang. Kalo gw bilang ilang, ya ilang. Saking sipitnya jadi ilang. Dia terlihat seperti hasil persilangan antara orang amerika latin dengan orang china. Rambutnya juga waterproof, kalo kita berenang bareng temen2, hanya rambutnya doang yang gak basah padahal kita smua sama-sama menyelam. Walaupun begitu, dia juga sahabat gw sejak kelas 3 SD. Ciyusan. Miapa? Miabi.

Kita bertiga ngegabung dan jalan bareng di mall. Sangat mainstream. Tiga jomblo ganteng yang berjalan menyusuri mall untuk mencari makan sore. Denger-denger ada kios burgerking baru dibuka deket situ, kita pun kesitu. Masuk dan menghirup udara fast food yang khas. Dan seperti biasa, lukman minta dibayarin agung karena doi gak bawa uang. Emang dasar. Enak banget makan burger king gratis. Gw aja bayar sendiri. Hahaha…

Dalam obrolan orang (hampir) dewasa itu, kita membahas prospek hidup kita untuk esok hari. Karena masih dalam suasana liburan yang ganteng, maka kita bertiga berencana untuk mengasah kemampuan betis kita dalam menjelajah kota bogor yang segar ini. Jadi besoknya kita berencana untuk sepedahan bareng. Berhubung sepeda gw masih dalam tahap perakitan, maka malam ini sepedahnya bakal gw selesein supaya bisa dipake touring. Obrolan pun semakin seru sembari ngeliatin cewek-cewek cantik yang lewat disamping meja kami sambil menggandeng monyetnya. Hahaha….

The Proposal Snapshots


kaum barbar makan kentang goreng

ketika cinta bertasbih

nampan nan elok

buset itu muka, atau brad pitt?

kaum barbar selesai makan

terjemahan: dilarang parkir didepan pagar
dokumentasinya cuman sisa makanan, maklum masih SMA


Salam ganteng,
-harisdarko-
pentinggak.blogspot.com


2 komentar:

Silahkan isi demi terbentuknya blog yg aduhai.
Jika menggunakan anonymous ID, harap sertakan nama asli anda di akhir posting.

Thank You for Visiting Pentinggak Blog