Buset bulan apa ini? Bulan Desember cuy… kemana aja tot?
hampir lupa kalo gw punya blog. Maklum, selama SMA gw sibuk belajar belajar dan
belajar. Dari dulu sampe SMA belajar mulu, kapan mainnya? Saking seringnya
belajar, gw jadi pinter. Maaf ya para teman-teman yang gw kasih harapan palsu
bahwa blog ini akan segera di update. Hahaha maaf lho ya. Tapi akhirnya gw
update juga kan. Harap maklum, sejak pertama masuk kelas 3, SMA gw udah gencar
memberikan intensif untuk Ujian Nasional + SNMPTN. Jadi gw yang notabene takut
bgt gak lulus UN, selalu belajar rutin belajar sembari nyicil belajar juga
untuk SNMPTN. Gw sama sekali gak punya bayangan tentang SNMPTN. Karena yang gw
tau, itu Cuma ujian untuk bisa ketrima di suatu perguruan tinggi, doang.
Selebihnya gw gak ngerti bahwa gak semua anak bisa lulus snmptn( -__-), gw kira
Cuma ujian trus lulus. Gw kira Cuma beda tingkatan unversitasnya doang, trnyata
ada yang bisa gak lulus snmptn. Ditambah
lagi “lulus UN” adalah pondasi dari segala kelanjutan hidup gw sebagai anak dari
orang tua gw, kalo sampe gw gak lulus…langsung gw dipecat jadi anak.
Beberapa temen gw yang sering mampir kesini, atau beberapa
lagi yang sering nyasar ke blog ini pas lagi nyari pengertian “pantat”, suka
nanyain kapan blog gw update. Gw Cuma bisa jawab “iya nanti gw update”. Dan
ternyata kata “nanti” itu maknanya sangat luas. Bisa besok, bisa lusa, bisa 5
tahun lagi, bisa pas kiamat, bisa pas udah di alam akhirat, bisa juga pas Pevita
Pierce mencanangkan gerakan penanaman seribu pohon di Bundaran HI. Alhasil,
blog gw 6 bulan vakum dan gaada posting. Pas jaman SMP kan sebulan gw bisa
update 15 posting. Semakin tua umur ini, 15 bulan Cuma sempet satu posting.
Sekali lagi ini semua gara-gara… gw sibuk belajar. Garis bawahi ya, sibuk
belajar.
Disamping belajar, gw juga gabung ke dalam suatu sistem
kepanitiaan. Semua berawal dari mading kelas gw sewaktu SMA. FYI, sekarang ini
gw nulis posting di kosan gw di Surabaya. Ya. Sekarang gw udah kuliah. Gw
kuliah di surabaya. Surabaya coy. Di Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
disingkat ITS. Sebuah institut besar yang orang awan selalu mengira bahwa ITS
itu adalah Institut Teknologi Surabaya. Termasuk gw. Gw dulu gak pernah
kepikiran untuk masuk ITS. Bayangkan gw yang biasa tinggal di bogor ini, kota
yang tiap sore hujan, kota yang kemanapun lu jalan pasti ada angkot, kota yang kalo
mau nyebrang gampang tinggal angkat tangan ntar mobil2 pada ngalah, anak
ganteng yang bercita-cita mulia ingin membahagiakan orangtua dengan lulus SMA,
tiba-tiba harus sekolah di surabaya . Sebuah kota yang terbalik 156 derajat
dari bogor. Gak pernah hujan, kemana-mana gak ada angkot, mau nyebrang jalan
harus nunggu 20menit dulu biar nunggu jalanan sepi. Tapi apa daya semua sudah
tertulis lengkap di Lauhul Mahfuz bahwa orang ganteng ini harus sekolah disini.
Back to topic.
Disamping belajar, gw juga gabung ke dalam suatu sistem
kepanitiaan. Semua berawal dari mading kelas gw sewaktu SMA. Waktu itu gw masih
awal-awal jadi senior di smansa. Gw seneng banget jadi senior. Tua. Mapan.
Berkualitas. Punya KTP, punya SIM, dan punya buku “Biologi untuk kelas 3 SMA”.
Hari pertama memang kelas gw bukan di kelas yang seharusnya milik anak tahun
terakhir. Karena kelas aslinya lagi dipake untuk MOS para siswa baru yang masih
bau wortel. Setelah mulai belajar di kelas yang seharusnya, kelas yang terletak
di sepanjang koridor lantai satu, gw mulai dapet tempat duduk yang enak karena
depan gw cewek cantik. Dia seorang model. Model iklan alat pemotong kuku. Rambutnya
dicat coklat dan mukanya kayak pantat bayi : mulus-mulus terawat gitu.
Back to topic.
Disamping belajar, gw juga gabung ke dalam suatu sistem
kepanitiaan. Semua berawal dari mading kelas gw sewaktu SMA. Mading itu
terletak di depat pintu kelas gw. Jadi semua anak yang masuk atau keluar dari
kelas pasti akan melihat mading itu. Saat itu madingnya lagi rame dan gw
penasaran. Pas gw liat, ada pamflet baru yang terpasang disitu. Pamflet itu
milik sebuah ekstrakulikuler di Smansa yang berkecimpung di dunia keislaman. Gw menghayati gambarnya dan mencerna apa
maksud dari gambar itu. Disitu ada gambar tangan kanan yang membentuk huruf L. Persis
seperti yang ada di logonya film Glee. Pas gw lihat lagi, gambar tangan itu
membentuk sebuah kalimat tanya : “GALAU?”. Jadi tangan kanan itu berfungsi
sebagai pengganti huruf L dalam kata “galau”. Tiap anak yang lihat pamflet itu
pasti tersenyum karena kata “galau” memang lagi booming di
sekolah gw pada saat itu.
Setelah beberapa lama menghayati pamflet itu, gw jadi
tertarik dengan isinya. Jadi inti dari pamphlet itu adalah ajakan untuk para
siswa muslim tahun terakhir di Smansa
Bogor untuk gabung dalam kepanitiaan sebuah acara pengembangan rohani islam.
Acaranya bernama OASE 2012 dan ditujukan buat para adik-adik kelas 2 yang
notabene belum mengerti banget tentang agama mereka. Yang mereka tahu hanyalah
bioskop XXI dan starbucks coffee.
Dalam sistem kepanitiaan di acara itu, gw bergerak dalam
seksi dana usaha dan keuangan. Jadi semua acara ini gak akan berjalan kalo
seksi gw gak kerja. Alhasil, kalo acaranya gak jalan maka gw jugalah yang akan
disalahkan. Untungnya gw bukan koordinator, gw cuma anggota aktif ganteng yang
penuh kontribusi dan berkharisma tinggi. Koordinatornya adalah temen gw yang
sewaktu gw kelas 1 sma, dia kelas 2 sma. Tapi karena dia di deportasi dari
Indonesia dan harus menjalani pendidikan di Amerika selama setahun karena
mendapatkan beasiswa AFS, maka ia pun turun kelas dan menjadi satu angkatan
sama gw. Dia perempuan bernama Jihan yang sangat aktif dalam organisasi. Sampe-sampe isi tasnya gak ada buku pelajaran,
cuma buku catatan keuangan OSIS dan beberapa lembar proposal untuk pengajuan
acara.
Dalam bekerja, gw tidak pernah menyerah. Gw yang dulu
sehabis pulang sekolah selalu ambil tas dan cabut ke toko sepeda, sekarang
sudah tidak lagi karena gw harus ngambil2in uang dari kelas-kelas. Yap, paginya
gw udah naro makanan kecil untuk dijual sebagai salahsatu proker gw yang
notabene mengharuskan gw menghasilkan uang untuk kelancaran acaranya nanti. Hal
yang paling asik dari pekerjaan ini adalah saat paginya gw kebagian membagikan
sekotak makanan untuk dijual ke ruang-ruang kelas adek kelas. Asiknya itu lho..
melihat adek-adek gw yang cantik penuh potensi dan harapan. Naluri kegantengan
gw selalu mendorong gw untuk mengajak berkenalan dengan para adek kelas cantik
itu dengan berbagai modus. Itu sangat seru. Tapi niat utamanya tetep untuk
mencari uang halal demi berjalannya acara OASE 2012. Semua uang terkumpul dan
gw siap menyetorkannya kepada koordinator Jihan.
Saat lagi bertugas, gw selalu ditemani salah satu temen gw
yang sekarang satu fakultas sama gw di ITS. Dia temen gw sejak awal masuk SMA
dan menemani gw bekerja karena kita tergabung dalam satu seksi : Seksi Dansos.
Namanya adalah agung bimo wicaksono. Gw gak ngerti kenapa ada orang yang nama
depannya Agung dan nama blakangnya Wicaksono. Gw gak tahu apa hubungannya tapi
gw yakin ada benang merah diantara semua ini. Sampai suatu waktu tugas besar
pun datang. Acara sudah mendekati tanggalnya dan uang yang didapat dari
berjualan tidak mencukupi. Maka turunlah perintah dari koordinator bahwa kita
berdua harus mencari sponsor ke tempat-tempat yang sekiranya bisa memberikan
kita dana demi berjalannya acara OASE 2012 (sakali)
Selasa, 3 Januari 2012.
Pagi itu sangat cerah dan gw belum juga mandi. Gw males banget keluar rumah,
tapi rasa tanggung jawab sebagai panitia ganteng ini sulit untuk dilawan. Jadi
gw pun mandi. Hari itu adalah minggu-minggu liburan, jadi gw gak ada jadwal
sekolah. Acara OASE 2012 masih akan dilaksanakan tanggal 22 januari (atau kapan
ya? gw agak lupa). Supaya gak mepet, maka gw pun minta si agung untuk menjemput
gw ke rumah gw di kawasan bogor untuk kita jalan2 bareng mengantarkan
proposal-proposal yang sudah di-printkan sama koordinator Jihan. Sebelum
berangkat, temen gw yang sekarang sudah kuliah di salah satu universitas
berwarna kuning di kawasan Depok (namanya Taufik) nelpon gw, mau pinjem pompa
buat sepedanya. Karena kita sesama pesepeda ganteng, maka gw bawain pompanya ke
rumah taufik dengan di boncengin si agung. Kita bermotor dengan gw memegang
pompa sepeda. Sebenernya, gw sama agung belum dapet perintah dari koor Jihan
kemana aja kita harus pergi. Jadi kita Cuma bawa proposal dengan tanpa tujuan.
Makanya kita ke rumah Taufik sekalian nanya2 dia soal tempat-tempat mana aja
yang bisa dimintain supaya jadi sponsor. FYI, denger-denger doi sering nyari
sponsor juga.
Sesampainya di rumah taufik, gw kasih pompanya dan minta
informasi tentang lokasi mana aja yang biasa jadi sponsor buat acara-acaranya
Smansa Bogor. Ternyata dia gak tau juga, dia bilang lupa atau apa gitu.
Pokoknya kita pulang hanya dgn tangan kosong. Maksudnya dengan tangan memegang
pompa sepeda. Gw sama agung ke rumah gw lagi untuk naro pompa dan kita pun
lanjut ke arah kota bogor untuk menyebar sponsor sambil nunggu perintah
berikutnya dari Koor Jihan. Setelah 4 menit berjalan dengan motor keluar
komplek, sms masuk ke hape gw dan agung. Memerintahkan kita untuk mengantarkan
proposalnya ke bimbel NF, PG, dan restoran Mangiare. Okesip, gw tau semua yang
ada dalam sms itu kecuali restoran bernama Mangiare. Gw udah makan di semua
restoran mahal dan murah di Bogor kecuali yang satu itu: Mangiare. Agung pun
sama-sama gak tau. Jadilah kita, sepasang pelajar SMA tanpa arah dan tujuan
dengan Honda Vario biru berstiker “Universitas Indonesia”.
Untuk amannya, kita sambangin dulu NF sama PG. Kita serahin proposalnya,
kita jelasin bahwa kita dari smansa bogor mau ngadain sebuah acara dan mengajak
bimbel-bimbel itu untuk menjadi
sponsornya. semuanya enak diajak ngomong, cuman orang yang berwenang
untuk ngurus yang gitu2 selalu lagi gak ada. Alhasil kita harus ninggalin aja
proposalnya dan nunggu persetujuannya via telepon. Itu sama kayak digantung
bro, rasanya galau. Galau. Fix galau.
Setelah 2 jam berkeliling kota bogor, kita istirahat bentar
sambil nunggu sms lagi dari Koor Jihan. Sambil nunggu kita tetep memikirkan
dimana kira-kira restoran bernama Mangiare itu berada. SMS pun masuk dan kita
dikasih tau bahwa restoran itu berada di deket SMA negeri 3. Kita segera
meluncur kesana dengan kecepatan cahaya. Sesampainya di depan SMA negeri 3, kita
bingung lagi dimanakah letak restoran itu. Setelah muter-muter sepanjang jalan
depan smanti itu, akhirnya kita menyerah dan bertanya pada seorang juru parkir
yang lagi duduk deket situ. Gw yang gak tau apa2 Cuma duduk di motor sementara
agung turun dari motor dan nanya ke juru parkir itu. Sambil menunggu, gw merasa
aneh dengan bangunan putih tempat juru parkir itu bekerja. Bentuknya aneh dan
gak asing bagi gw. Lalu agung pun balik ke gw dengan nyengir aneh. Ternyata
bangunan putih itu adalah rstoran yang kita cari. Okesip.
Saat masuk, gw merasa gak yakin apakah restoran seperti ini
pantas untuk dijadikan sponsor sebuah acara kerohanian. Hmm, agung nyelonong
masuk dan ngomong sama resepsionisnya. Setelah ber-birokrasi agak lama,
akhirnya kisah berakhir sama : proposalnya ditinggal dan nunggu persetujuannya
via telepon. Kita capek dan melesat dengan kecepatan cahaya lagi ke arah mall
terdekat.
Gw agak males kalo main ke mall, karena pasti ketemunya sama
temen2 satu skolah lagi. Ada banyak mall di bogor dan yang gw ketemuin selalu
temen2 gw lagi. Kan aku mau lihat pemandangan yang baru. Tapi apa daya, masa gw
harus jauh-jauh ke Yogyakarta hanya untuk ke Ambarukmo Plaza supaya gak ketemu
temen di mall? Selanjutnya pas masuk ke dalem mall deket situ, passss orang
pertama yang berpapasan sama gw adalah temen sekelas gw sendiri. Namanya Raina
dan dikelas dia dipanggil ee. Dalam bahasa sunda, “ee” artinya boker atau buang
air besar. Gw gak ngerti lagi kenapa dia mau dipanggil ee. Mungkin karena nama
lengkapnya Raina Dayana Ermaya..hahahah Dua menit kemudian gw udah ada di lantai 2 dan
melihat ke bawah. Lagi. Gw mendapati temen gw bernama Lukman lagi jalan
sendirian keluar dari toko buku. Yap, dunia ini sempit. Lukman adalah laki-laki
paskibra dengan rambut afro dan berkacamata agak tebal. Orang berkacamata
biasanya disebut “bermata empat”. Lain halnya dengan lukman yang sudah
berkacamata tetep aja dijuluki “bermata dua”. Kenapa? Karena kalo dia lepas
kacamata, mata aslinya pasti ilang. Kalo gw bilang ilang, ya ilang. Saking
sipitnya jadi ilang. Dia terlihat seperti hasil persilangan antara orang amerika
latin dengan orang china. Rambutnya juga waterproof, kalo kita berenang bareng
temen2, hanya rambutnya doang yang gak basah padahal kita smua sama-sama
menyelam. Walaupun begitu, dia juga sahabat gw sejak kelas 3 SD. Ciyusan.
Miapa? Miabi.
Kita bertiga ngegabung dan jalan bareng di mall. Sangat
mainstream. Tiga jomblo ganteng yang berjalan menyusuri mall untuk mencari makan
sore. Denger-denger ada kios burgerking baru dibuka deket situ, kita pun
kesitu. Masuk dan menghirup udara fast food yang khas. Dan seperti biasa,
lukman minta dibayarin agung karena doi gak bawa uang. Emang dasar. Enak banget
makan burger king gratis. Gw aja bayar sendiri. Hahaha…
Dalam obrolan orang (hampir) dewasa itu, kita membahas
prospek hidup kita untuk esok hari. Karena masih dalam suasana liburan yang
ganteng, maka kita bertiga berencana untuk mengasah kemampuan betis kita dalam
menjelajah kota bogor yang segar ini. Jadi besoknya kita berencana untuk
sepedahan bareng. Berhubung sepeda gw masih dalam tahap perakitan, maka malam
ini sepedahnya bakal gw selesein supaya bisa dipake touring. Obrolan pun
semakin seru sembari ngeliatin cewek-cewek cantik yang lewat disamping meja
kami sambil menggandeng monyetnya. Hahaha….
The Proposal Snapshots
Salam ganteng,
-harisdarko-
pentinggak.blogspot.com
Seinget gua Jihan bukan OSIS deh...
BalasHapusgw juga agak lupa, itu terjadi 2 tahun lalu bim
BalasHapus